Khutbah Jumat: Hati Yang Mengagungkan Allah
Khutbah Jumat: Hati Yang Mengagungkan Allah ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 14 Rabi’ul Awal 1445 H / 29 September 2023 M.
Khutbah Jumat: Hati Yang Mengagungkan Allah
Maka pada waktu itu, hati seperti ini adalah hati yang Allah berikan taufik kepadanya. Tidak ada lagi sesuatu yang lebih nikmat di hatinya dari mengingat Allah, Rabbul ‘Izzati wal Jalalah. Tidak ada yang lebih nikmat di hatinya dari bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karena itu, kewajiban seorang hamba adalah mengagungkan Allah seagung-agungnya. Itu yang senantiasa kita ucapkan ketika shalat, kita ucapkan “Allahu akbar,” Allah yang paling besar. Maka ketika hati kita sangat membesarkan Allah, tidak ada di hati kita yang lebih besar dari Allah, pasti anggota badannya akan khusyuk, akan khusyuk hatinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi ketika ada yang lebih besar di hatinya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia tidak akan bisa khusyuk di dalam shalatnya.
Oleh karena itu, jadikan Allah yang terbesar dalam ingatan kita. Allah berfirman:
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَ
“Dan mengingat Allah itu yang paling besar.” (QS. Al-‘Ankabut[29]: 45)
Seorang mukmin, mengingat selain Allah adalah hakikatnya penyakit untuk hatinya, sebagaimana para ulama berkata:
ذِكْرُ النَّاسِ دَاءٌ، وَذِكْرُ اللهِ دَوَاءٌ
“Mengingat manusia itu adalah penyakit, sedangkan mengingat Allah itu obat hati.”
Seorang mukmin tidak ada yang lebih indah di hatinya dari mengingat Tuhannya, mengingat Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah. Sehingga pada waktu itu, ucapannya selalu dzikir kepada Allah. Sehingga pada waktu itu, ucapannya pun terbimbing. Karena lisan yang senantiasa mengingat Allah, pasti lisannya dibimbing oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lisan yang senantiasa mengingat Allah, dan hati yang merasa indah dan merasa nikmat dengan mengingat Allah, maka lisannya akan dijauhkan oleh Allah dari ghibah, Allah akan menjauhkan lisannya dari dusta, Allah akan menjadikan lisannya tidak ingin mengucapkan kecuali apa yang Allah ridhai untuknya.
Kenapa ada seseorang yang senang sekali lisannya menyakiti orang? Kenapa ada orang yang senang sekali lisannya menggibah manusia, menjelek-jelekkan orang lain? Karena lisannya jarang ia berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akibat lisannya berpaling dari mengingat Allah, Allah memberikan sanksi sehingga lisannya lebih senang melakukan sesuatu yang Allah tidak sukai. Sehingga akhirnya ketika ia membaca Al-Qur’an terasa berat baginya. Tapi ketika bernyanyi, bagi dia itu terasa indah di hatinya.
Maka saudaraku, jadikan lisan kita terbiasa mengingat Allah. Jadikan Allah yang paling besar di hati kita. Dan tanda orang yang membesarkan Allah adalah mengagungkan perintah-perintah Allah. Orang yang mengagungkan Allah, dia akan mengagungkan larangan-laranganNya.
Maka ketika seseorang meremehkan perintah Allah, meremehkan larangan Allah, itu pertanda hatinya tidak mengagungkan Allah. Hati tidak membesarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab kalaulah ia mengagungkan Allah, membesarkan Allah, dia akan menjaga perintah Allah; dia akan menjaga shalat yang Allah perintahkan kepadanya, dia akan jaga semua yang Allah perintahkan. Dan ia pun takut untuk memaksiati Allah, walaupun dia ketika sendirian, dia tetap takut. Karena hatinya membesarkan Allah, karena tidak ada yang lebih ia takuti dari Allah, karena sesuatu yang paling besar di hatinya hanyalah Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah.
Maka saudaraku, banyak manusia bertanya, “Bagaimana bisa khusyuk dalam shalat saya? Saya sulit sekali untuk bisa khusyuk. Terasa hambar di hati saya untuk shalat, untuk beribadah, untuk berdzikir kepada Allah. Mengapa hal itu terjadi?” Maka jawabannya satu: karena hatinya telah berpaling dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, hatinya dipenuhi oleh cinta dunia, hatinya dimakmurkan oleh dunia. Kalaulah hatinya dimakmurkan dengan mengingat Allah, mencintai Allah, takut kepada Allah, pastilah hatinya akan khusyuk, shalatnya pun akan terasa nikmat di hatinya. Bahkan tidak ada sesuatu yang paling nikmat kecuali shalat, bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akan tetapi, saudaraku, ketika hati telah dimakmurkan dengan cinta dunia, hati akan senantiasa merasa nikmat dengan mengingat dunia. Dan saat itulah, mengingat Allah tak lagi terasa nikmat di hatinya. Na’udzu billah..
Khutbah Jumat: Hati Yang Mengagungkan Allah
Saudaraku.. Padahal dzikir itu sangat ringan di lisan-lisan kita. Siapa di antara kita yang tidak bisa mengucapkan “Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Ilaaha Illallah, Allahu Akbar”? Semua kita mampu itu, saudaraku.
Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ علَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ في المِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إلى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ العَظِيمِ
“Ada dua kalimat yang ringan sekali di lisan kita, dan berat timbangannya di sisi Allah ‘Azza wa Jalla, dan dicintai oleh Ar-Rahman: ‘Subhanallahi wabihamdih, subhanallahil ‘adzim (Maha Suci Allah dengan memujiNya, dan Maha Suci Allah yang Maha Besar dan Agung.)” (HR. Muslim)
Maka apabila kita tidak merasakan kenikmatan saat berdzikir kepada Allah, itulah musibah yang menimpa agama dan keimanan kita. Ternyata Allah tidak suka kita berdzikir kepadaNya, akibat kita senantiasa lebih mencintai dunia, mencintai kehidupan yang ternyata fana dan tidak akan kekal.
Download mp3 Khutbah Jumat: Hati Yang Mengagungkan Allah
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Hati Yang Mengagungkan Allah” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53421-khutbah-jumat-hati-yang-mengagungkan-allah/